PEMANASAN GLOBAL, PENYEBAB, DAMPAK, DAN PENANGGULANGANNYA

  • Jul 29, 2023
  • KARABAN-GABUS
  • BACAAN

Oleh : Mohamad Khomarudin

 

KARABAN - Pemanasan global adalah kenaikan suhu bumi yang dirasakan secara global. Suhu panas ini terjadi karena sinar matahari yang dipantulkan ke Bumi terperangkap di atmosfer dan tidak dapat dibebaskan keluar. Hal ini karena banyak Karbon dioksida (CO2) yang menumpuk di atmosfer. Efek terperangkapnya panas dari matahari ini juga disebut efek rumah kaca (green house effect).

Bumi sebagai tempat bernaung dan mencari kehidupan dalam kondisi yang tidak baik. Jumlah penduduk dunia yang semakin banyak dan berlipat ganda dalam 1 abad terakhir menimbulkan banyak permasalahan. Penebangan hutan dan alih fungsi lahan hutan (Deforestasi dan degradasi) menyebabkan kurangnya bumi dalam menyerap karbon dioksida (CO2). Kurangnya menyerap air, sehingga rentan terjadi banjir dan longsor.

Kenaikan suhu rata-rata global dibandingkan masa pra-industrialisasi dipatok sebesar 1,5 derajat Celsius saat ini. Hanya saja, ukuran paling ideal kenaikan suhu global seharusnya 1 derajat Celsius. Berdasarkan pengamatan laju peningkatannya sekarang, tercatat suhu global sudah naik mencapai 1,2 derajat Celsius. Makin memanasnya suhu mendorong banyak kerusakan pada sistem ekologi. (https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia)

 

Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global menjadikan suhu di Bumi semakin panas. Karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrogen oksida (NOX) terperangkap di atmosfer. Karbon dioksida dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti penebangan hutan secara liar, penggunaan bahan bakar fosil, aktivitas industri. Metana berasal dari aktivitas peternakan daging konsumsi dan pertanian. Nitrogen Oksida dari pembakaran suhu tinggi seperti pembakaran bahan bakar, minyak bumi, solar dan gas.

Ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya krisis iklim di dunia. Salah satunya disebabkan oleh degradasi lingkungan akibat eskalasi laju deforestasi di permukaan Bumi. Berdasarkan data Global Forest Watch, sepanjang periode 2002-2022 sedikitnya 16 persen tutupan alami hutan habis dibabat. Persentase tersebut setara dengan luasan sebesar 72,5 juta hektar atau 38 kali luas negara Indonesia. Alhasil, Living Planet Index yang menunjukkan daya dukung lingkungan terhadap keberlangsungan hidup suatu spesies turun hingga 69 persen dibandingkan tahun 1970. (https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia)

Salah satu penyebab utama pemanasan global adalah emisi karbon. Ada tiga gas utama penyumbang pemanasan global, yaitu karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida. Berdasarkan data NASA, ketiga gas tersebut meningkat tajam lebih dari 100 persen dibandingkan pra-industrialisasi. Kondisi ini turut memicu krisis iklim yang mendorong peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian bencana alam.   (https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia)

 

 

Dampak Pemanasan Global

Dengan adanya kenaikan suhu akan memberikan dampak pada perubahan iklim, siklus hidrologi, sistem pertanian, dan kesehatan. Iklim menjadi berubah dari biasanya adanya curah hujan ekstrim dan kekeringan ekstrim sehingga menyebabkan banjir dan kekeringan. Suhu yang meningkat secara global menyebabkan es di kutub mencair sehingga terjadi kenaikan muka air laut. Bencana yang terjadi seperti banjir dan kekeringan menyebabkan gagal panen. Kenaikan suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan daya tahan tubuh berkurang sehingga bakteri maupun bibit penyakit bermunculan.

Kerusakan lingkungan merupakan salah satu dampak yang sulit untuk dihindari dan diatasi. Pasalnya, kerusakan alam ini berkaitan erat dengan fenomena pemanasan suhu global yang menyebabkan krisis iklim di seluruh dunia. Akibatnya, muncul anomali iklim dan cuaca yang mendorong perubahan pada berbagai siklus alam. Selain mengganggu kesetimbangan kehidupan, krisis iklim ini juga memicu peningkatan intensitas kejadian bencana di berbagai lokasi. (https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia)

 

Sebanyak 87 persen kebutuhan air tawar di dunia disuplai dari danau. Ironisnya, sepanjang periode 1992-2020 volume air tawar danau di seluruh dunia turun hingga 53 persen. Danau-danau besar itu mengering karena krisis iklim dan penggunaan air berlebihan. ( https://www.kompas.id/baca/riset/2023/06/16/menyusutnya-separuh-cadangan-air-tawar-danau-di-dunia?open_from=Search_Result_Page)

Sekalipun El Nino baru dimulai, laporan dari sejumlah kantor meteorologi dunia merekam adanya lonjakan suhu. Di beberapa bagian China, gelombang panas terus berlanjut, dengan suhu di atas 35 derajat celsius. Afrika Utara telah mengalami suhu mendekati 50 derajat celsius, dengan di Timur Tengah ribuan orang menderita panas terik yang tidak biasa selama ibadah haji di Arab Saudi. (https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/07/05/el-nino-berkekuatan-moderat-suhu-global-mencapai-rekor-terpanas?open_from=Tagar_Page)

Lembaga iklim di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Meteorological Organization, memperkirakan suhu global bakal bertambah hingga mencapai ambang kritis 1,5 derajat celsius dibandingkan periode pra-industri dalam lima tahun ke depan. Kenaikan suhu ini dikhawatirkan akan berdampak luas bagi kesehatan, ketahanan pangan, serta pengelolaan air dan lingkungan. (https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/05/18/pbb-suhu-global-bakal-melebihi-ambang-kritis-15-derajat-celcius-dalam-lima-tahun)

 

Penanggulangan Pemanasan Global

Mengutip dari data BPS Kecamatan Gabus dalam angka tahun 2022. Wilayah Kecamatan Gabus merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rerata 3,92 mdpl. Memiliki suhu rata-rata tahunan 29,52oC dan curah hujan 1227 mm/tahun. Jumlah hari hujan 94 hari dalam satu tahun.

Tabel 1. Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Stasiun Klimatologi Semarang, 2020

Bulan
Month

Suhu
Temperature (C)

Minimum

Rata-rata
Average

Maksimum
Maximum

Januari/January

22,00

28,76

33,00

Februari/February

22,00

28,21

31,80

Maret/March

24,00

29,06

33,40

April/April

22,40

29,65

34,60

Mei/May

24,00

30,17

35,40

Juni/June

23,40

30,08

34,20

Juli/July

21,40

29,85

34,20

Agustus/August

21,00

30,37

35,00

September/September

23,60

30,46

35,80

Oktober/October

23,60

29,85

36,00

November/November

23,00

29,50

35,20

Desember/December

23,00

28,25

32,60

   

29,52

 

Sumber/Source: Dinas Pertanian Kabupaten Pati/Agriculture Office of Pati Regency

 

Bedasarkan data tersebut di atas jika ada hujan dengan intensitas ekstrem maka akan mudah terjadi banjir. Rerata ketinggian wilayah Gabus 3,92 mdpl, hal ini karena wilayah Gabus dekat dengan rawa dan dekat dengan aliran sungai Silugonggo yang bermuara di Juwana Pantai Utara Jawa Tengah. Dengan Sebagian lahan pertanian berupa sawah untuk tanaman padi, kacang hijau, dan jagung.

Melihat secara global terkait kebijakan pemanasan global. Berselang satu dekade perumusan kebijakan pengendalian kerusakan lingkungan karena krisis iklim diperkuat melalui Perjanjian Paris 2015. Apabila Protokol Kyoto menargetkan kelompok negara maju, maka Perjanjian Paris mengikat semua negara di dunia. Peran negara maju masih serupa, yaitu mengurangi emisi karbon. Sementara itu, negara berkembang ikut aktif berperan dalam menjaga lingkungan dengan menekan deforestasi dan manajemen limbah. (https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia)

Salah satu yang bisa dilakukan untuk upaya adaptasi dan mitigasi di wilayah Kecamatan Gabus Kabupaten Pati adalah dengan melakukan penanaman di sempadan sungai atau menanam pohon di pekarangan rumah. Tanaman yang di tanam di sempadan sungai akan membantu penyerapan air di dalam tanah sehingga air tidak cepat meluap. Penanaman pohon ataupun tanaman di pekarangan akan memberikan kontribusi dalam menyerap Karbon dioksida dan menyuplai Oksigen, juga memberikan tempat untuk meresapkan air ke dalam tanah. Selain itu upaya penanggulangan juga dapat berupa meminimalisir atau mengurangi pembakaran sampah dan penggunaan bahan bakar fosil secara bijak.

Langkah sosial juga dapat diambil misalnya, ketika terjadi bencana seperti yang terjadi pada bulan Januari 2023 di Kecamatan Gabus, Karang Taruna Ngudi Rahayu Desa Karaban memberikan bantuan berupa makanan kepada pihak terkait di Desa Kosekan. Bencana banjir tersebut menyebabkan sawah tergenang dan banyak rumah milik warga tergenang, jalan akses ke desa juga tergenang.

 

Gambar 1. Banjir menggenangi sawah di Desa Kosekan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati

Gambar 2. Karang Taruna Ngudi Rahayu Desa Karaban memberikan bantuan makanan kepada pihak terkait di Desa Kosekan

Gambar 3. Tanaman hijau ditanam di rumah untuk menyerap Karbon dioksida (CO2)

Referensi

https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia

https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/06/memburuknya-daya-dukung-bumi-mengancam-kehidupan-manusia

https://www.kompas.id/baca/riset/2023/06/16/menyusutnya-separuh-cadangan-air-tawar-danau-di-dunia?open_from=Search_Result_Page

https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/01/30/dampak-pemanasan-global-semakin-nyata

 

 

Kata Kunci : pemanasan global, Karbon dioksida, metana, nitrogen oksida, suhu, curah hujan, pekarangan, karang taruna, kecamatan gabus

editor by: mr.plan